Peranan Pon Pes Al Halimy


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondok pesantren di samping dikenal sebagai lembaga yang berperan dalam upaya peningkatan pengetahuan agama Islam (tafaqquh fi-ddin) dan penyebar luasan (dakwah) juga berperan sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat sekitar, tentu sangat membantu kegiatan pembangunan nasional secara keseluruhan. Peranan ini sangat strategis dimiliki oleh pondok pesantren cukup menjanjikan dalam upaya tersebut”.[1]

Lanjut Hadiyanto mengungkapkan bahwa menurut data EMIS (Education Managemen Information System) Ditjen Kelembagaan Agama Islam tahun 2006 terdapat 11.312 pondok pesantren di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada 18,1% pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan usaha agrobisnis. Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk memandirikan pesantren dalam pemberdayaan masyarakat sekitar yang sebagian besar masyarakat adalah agraris dan ekonomi lemah”.[2]

Dengan kegiatan pengembangan ini, pondok pesantren meraih minimal 3 (tiga) manfaat sekaligus, yaitu:

1. Mendidik dan membekali para santri dengan pengetahuan keterampilan, dan jiwa kewirausahaan.

2. Mendidik masyarakat sekitar pondok pesantren cara-cara dan teknik yang lebih maju dalam menjalankan usaha agribisnis dan sekaligus memperkenalkan berbagai komoditas baru yang mempunyai ekonomis yanga lebih baik.

3. Meningkatkan dan menambah sumber-sumber pendapatan bagi pondok pesantren dan masyarakat.

Beberapa hasil penelitian terdahulu, membuktikan bahwa lembaga sosial keagamaan memiliki peran penting dan strategis dalam melakukan perubahan sosial, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Cliffort Geertz (1960) yang berjudul “The Religion of Java” , mengungkapkan bahwa perubahan sosial yang terjadi di kota kecil Mujokuto Jawa Timur, diplopori oleh para santri pesantren.

Perubahan-perubahan masyarakat berjalan setahap demi setahap dalam jangka waktu yang lama, yang dimulai dari perubahan-perubahan di dalam nilai-nilai kehidupan masyarakat dan karakteristik fungsi lembaga-lembaga masyarakat, yang kemudian merembet melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan organisasi-organisasi ekonomi dan politik. Akhirnya muncul sebagai perubahan sosial ekonomi. Kehidupan pesantren di tandai oleh suatu tipe etika yang bersifat agresif, penuh watak kewiraswastaan dan menganut faham “Kebebasan berusaha”. Dari tingkah laku semacam itu, menurut Geertz, banyak sekali lulusan pesantren yang menjadi pengusaha”. [3]

Dalam hal ini lembaga sosial keagamaan dapat diposisikan sebagai pendorong terjadinya perubahan sosial ekonomi masyarakat”[4].

Sedangkan menurut Enginer pidarta, mengungkapkan bahwa “Kita sedang berada atau hidup dalam suatu masyarakat industri yang pondasi dasarnya adalah ekonomi”[5]. Disini jelas, bahwa ekonomi memainkan peran yang sangat penting hingga tidak mungkin ada kemajuan pembangunan tanpa mengadopsi dengan baik kebijakan-kebijakan ekonomi. Karena itu sangat penting untuk menelaah resep-resep Islam mengenai persoalan. Kita harus bisa menafsirkan relatif prinsip-prinsip dan dokrin-dokrin tertentu yang lebih digariskan Islam berkaitan dengan problem sosial ekonomi, karena hal itu membantu kita menyingkirkan kesulitan-kesulitan di zaman industri ini.

Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang masih menerapkan sistem tradisional dan para santrinya diwajibkan tinggal di dalam pondok yang hampir setiap waktu di isi dengan kegiatan-kegiatan keislaman yang pada umumnya di pimpin oleh seorang kiyai atau tuan guru.

Keberadaan pondok pesantren dalam kehidupan masyarakat sangat Dominan dalam pembinaan umat, baik dari sosial kemasyarakatan, spritual keagamaan, maupun perekonomian masyarakat.

Sedangkan pondok pesantren Al-Halimy merupakan salah satu pondok pesantren yang berdiri cukup lama dan ikut andil dalam usaha agribisnis. Berdasarkan fenomena di atas penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Peranan Pondok Pesantren Al-Halimy Dalam Peningkatan Pendidikan Melalui Pengembangan Perekonomian Masyarakat di Dusun Sesela Kebun Indah Gunungsari Lombok Barat tahun 2011”.

B. Fokus Penelitian

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1) Bagaimanakah peranan Pondok Pesantren Al-Halimy Dalam Meningkatkan Pendidikan Melalui Pengembangan Perekonomian Masyarakat di Dusun Sesela Kebun Indah Gunungsari Lombok Barat?

2) Apa bentuk – bentuk usaha/ program pondok pesantren Al-Halimy dalam peningkatan pendidikan dan pengembangan perekonomian masyarakat di dusun sesela kebun indah?

3) Apakah ada permasalahan yang dihadapi pondok pesantren Al Halimy dalam melaksanakan program program tersebut?

4) Apa usaha - usaha yang dilakukan pondok pesantren dalam mengatasi permasalahan tersebut?

2. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Ingin mengetahui bagaimana peranan pondok pesantren Al-Halimy dalam peningkatan pendidikan melalui pengembangan perekonomian masyarakat di Dusun Sesela Kebun Indah Desa Sesela Kecamatan Gunungsari Lombok Barat.

1. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

a. Secara Teoritis, diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang peranan pondok pesantren Al-Halimy dalam pengembangan perekonomian masyarakat.

b. Secara Peraktis, dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi pondok pesantren untuk memperhatikan pendidikan dan perekonomian.

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan interprestasi dalam memahami istilah-istilah dalam Judul Skripsi ini, maka peneliti perlu memberikan penjelasan istilah judul tersebut.

Adapun istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Peranan

“Peranan adalah fungsi kedudukan, bagaimana kedudukan”.[6]

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa, peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa : “Beliau mempunyai andil besar dalam menggerakkan revolusi.”[7]

Sedangkan yang penulis maksud, peranan adalah tindakan atau kiat-kiat yang dilakukan lembaga pondok pesantren Al-Halimy dalam upaya pengembangan perekonomian masyarakat Sesela Kebun Indah Kecamatan Gunungsari Lombok Barat.

2. Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang berdiri sejak ratusan tahun yang lalu”.[8]

Arifin, menjelaskan, Pondok Pesantren adalah:

“Lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, dengan seorang kiyai atau ustaz sebagai pengasuh, dan termasuk tokoh utama dalam lingkungan pesantren, santri sebagai anak didiknya dan masjid sebagai pusat kegiatannya untuk mengembangkan dan menyebarluaskan agama Islam”. [9]

Sedangkan pondok pesantren yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren Al-Halimy di Sesela Kebun Indah Kecamatan Gunungsari Lombok Barat.

3. Perekonomian

“Perekonomian berasal dari kata ekonomi yang mendapat imbuhan Per- dan akhiran an. Sedangkan Ekonomi adalah Ilmu atau seni yang mengkaji tentang upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi”.[10]

Sedangkan perekonomian yang penulis maksud adalah tingkat

kemampuan seorang atau masyarakat dalam melengkapi kebutuhan hidup sehari-hari yang berupa materi.

4. Masyarakat

Koejaroningrat menyatakan Masyarakat adalah “kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terkait oleh sistem, adat istiadat tertentu”.[11]

Sedangkan menurut Linton menyatakan bahwa masyarakat adalah “setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur dan menganggap diri mereka sebagai kesatuan sosial dengan batas yang dirumuskan dengan jelas”.[12]

Demikian juga Susilo Sumarjan berpendapat bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan”.[13]

Sedangkan masyarakat yang penulis maksud adalah masyarakat desa Sesela Kebun Indah Kecamatan Gunungsari.


BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftip berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diam”[14].

Sedangkan Margono, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang fundemental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya.

Dalam bukunya Margono, menjelaskan bahwa penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, objektivitas, sistimatik, dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interprestasi, sebab hakekat dari suatu penomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif adalah totalitas atau gestalt. Pertimbangan peneliti dalam penggunaan dan penafsiran makna yang terkandung di dalam penomena temuan sangat diperlukan”.[15] Pertimbangan dilakukan dengan cara menetapkan kategori yang lain, dan menentukan kriteria yang akan digunakan terhadap kategori-kategori itu. Analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif –analitik yang berarti interprestasi terhadap isi yang dibuat dan disusun secara sistemik/menyeluruh dan sistematis.

Berdasarkan penerapan di atas, peneliti tidak hanya mengumpulkan dan menyusun data, tetapi juga menganalisis, menginterprestasikannya dalam waktu yang bersamaan. Penulis ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan pendidikan melalui peranan pondok pesantren Al-Halimy dalam perekonomian masyarakat setempat.

Pendekatan penelitian kualitatif yang merupakan ramuan dari penulis yang ditulis oleh Biklen, Lincoln dan Guba dalam Moleong; Nana Sudjana dari Lorahim; HB. Sutomo dalam Margono, mengemukakan ciri-ciri penelitian kualitatif sebagai berikut”.[16]

1. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.

2. Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan data.

3. Analisis data dilakukan secara indukatif.

4. Penelitian bersifat indukatif.

5. Tekanan penelitian berada pada proses

6. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus

7. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka

8. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama

9. Pembentukan teori berasal dari dasar

10. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif

11. Teknik sampling cendrung bersifat Purposive

12. Penelitian bersifat menyeluruh (Holistik)

13. Makna sebagai perhatian utama penelitian

Menurut Margono, adalah beberapa alasan mengenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif yaitu “.

  1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang, seperti yang di alamai oleh penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsef yang ada dalam data dapat diungkap.
  2. Untuk menanggulangi kecendrungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari adanya hipotesis yang disusun sebelumnya, berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif.
  3. Untuk menanggulangi kecendrungan pembatasan variabel yang sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalah dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.
  4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran enuminasi (Perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data”. [17]

B. Lokasi penelitian

Adapun lokasi penelitian yang di teliti penulis adalah wilayah pondok pesantren Al-Halimy Dusun kebun indah Desa Sesela kec. Gunungsari

Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pondok pesantren Al-halimy merupakan lembaga pendidikan islam yang mengelola pendidikan agama lembaga social kemasyarakatan, budaya sebagai wahana pembaharuan generasi muda di Dusun tersebut.

2. Pondok pesantren Al-Halimy mampu mempengaruhi ekosistem prekonomian masyarakat setempat dengan banyaknya pertokoan-pertokoan yang berhubungan dengannya.

3. Kalangan masyarakat Dusun kebun indah Desa Sesela dapat menggali salah satu sumber mata pencaharian dengan adanya kifrah pondok pesantren al-halimy sebagai salah satu sumber pencarian.

C. Kehadiran Peneliti

Kehadiran Peneliti di lokasi Penelitian bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data. Hal-hal yang menyangkut penelitian ini, sebagai sumber instrumen peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada sumber data. Selain itu, peneliti juga sebagai salah satu Alumni dari lokasi penelitian, yaitu Pondok Pesantren Al-Halimy Desa Sesela Kebun Indah Kecamatan Gunungsari Lombok Barat.

Kehadiran peneliti sebagai instrumen kunci harus berhubungan dengan responden dan perlu memahami, menanggapi dan menilai. Maka peneliti membedakan beberapa bentuk kegiatan dalam memperoleh data yang diinginkan, seperti observasi, dokumentasi serta mengadakan wawancara dengan pihak-pihak bersangkutan yang datanya akan membantu peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan.

Untuk mendapatkan data yang akurat dan dalid, maka kehadiran peneliti sangat diperlukan, karena dengan begitu data yang diperoleh dapat disesuaikan dengan keadaan yang ada di lapangan dan tidak dibuat-buat.

D. Sumber Data

Imam Suprayoga dan Tobrani, menerangkan bahwa: salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah sumber data. Betapapun menariknya sebuah masalah penelitian apabila sumber datanya tidak tersedia dan sulit dijangkau, niscaya masalah tersebut tidak dapat diteliti, karena penelitian kualitatif lebih bersifat Understanding (memahami) terhadap fenomena atau gejala-gejala sosial. Karena itu bersifat to learn about the people (masyarakat sebagai subyek)”.[18]

Maka adapun subyek penelitian adalah :

a. DPH 1 Yayasan Pondok Pesantren Al-Halimy (TGH. Munajib Khalid)

b. Ketua Masing-masing Pondok Pesantren

- Ustzh. Bq.Huriah ( Ketua Pondok Pesantren Anwarul Halimy)

- Ust. Mirsani, Lc ( Ketua Pondok Pesantreh Khusus Al-Halimy)

- Ust. Johairi (ketua pondok Pesantren Al-Hamidiah)

- Ust. Khawaij (ketua pondok Darul Kholidin)

c. Sebagian Asatiz/Pengasuh Pondok Pesantren

- TGH. Ahmad Rasyidi

- TGH. Suhaeli BA

- Ust. Husni Anwar

- Hj. Hikmah

d. Sebagian Masyarakat Sesela Kebun Indah

- Kepala Desa Kebun Indah (H. Muhajirin, HS )

- Kepala Dusun Kebun Indah ( Abd. Basit)

- Ketua RT III Dusun Kebun Indah (Musleh)

Adapun alasan peneliti sehingga memilih subyek tersebut, karena masing-masing dari subyek ini merupakan komponen-komponen yang ada hubungannya dengan Peranan Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Pendidikan Malalui Pengembangan Perekonomian di Lokasi Sesela Kebun Indah Kecamatan Gunungsari Lombok Barat.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang di pergunakan dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan sejumlah data yang digunakan dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian di perlukan pengumpulan yang efektif oleh karena itu, metode yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling alamiah dan paling banyak menggunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan, tetapi juga dalam berbagai aktivitas kehidupan. Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan. Sedangkan secara khusu dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jarak, mencari bukti terhadap penomena sosial (prilaku, kejadian, keadaan, benda dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diservasi dengan mencatat, merekam, meotret fenomena tersebut guna penemuan data stalistis”.[19]

Sementara sutomo mengemukakan bahwa teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa pristiwa, tempat lokasi dan benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung meupun tidak langsung obsevasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran ataupun tak berperan”. [20]

Pendapat lain menjelaskan bahwa peran dalam pneliti dalam metode observasi dapat dibagi menjadi

a. Tak berperan sama sekali

b. Berperan pasif

c. Berperan aktif

d. Berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar menjadi warga atau anggota kelompok yang sedang diamati. Kemudian observasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu : observasi sistematik dan non sistematik”.[21]

a. Observasi sistematik adalah observasi yang diselenggarakan dengan menentukan secara sistematik, faktor-faktor yang akan diobservasi lengkap dengan kategorinya. Dengan kata lain wilayah atau ruang lingkup observasi ialah dibatasi secara tegas sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.

b. Observasi non sitematik adalah observasi yang dilakukan tanfa terlebih dahulu mempersiapkan dan membatasi kerangka tanpa terlebih dahulu mempersiapkan dan membatasi kerangka yang akan diamati”[22].

Observasi yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah observasi sistematis, karena peneliti melakukan langsung terhadap objek penelitian dengan menggunakan pedoman observasi.

Metode observasi dipergunakan untuk mendapatkan data tentang : Bagaimana Pondok Pesantren Al-Halimy dalam meningkatkan pendidikan melalui pengembangan perekonomian masyarakat.

2. Metode Interview

Interview juga sering disebut wawancara. Wawancara adalah percakapjan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.[23]

Sedangkan menurut Margono, interview adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Menurut Margono, interviu dapat dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut :

a. Interviu berstruktur

Dalam interview berstruktur, pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada interviu (sumber informasi) telah ditetapkan terlebih dahulu.

b. Interviu tak berstruktur

Interviu ini lebih bersipat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek, atau tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek”. [24]

Untuk mendapatkan keterangan yang sifatnya bebas dalam meneliti : Bagaimana peranan pondok pesantren Al-Halimy dalam meningkatkan pendidikan melalui pengembangan perekonomian masyarakat serta apa yang berhubungan dengannya maka peneliti menggunakan interview tak berstruktur.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dari kata dokumen yang berarti barang yang tertulis. Menurut Suharsimi Arikunto Metode Dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan trankrif, buku surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.[25]

Sedangkan menurut S. Margono Metode Dokumentasi adalah , cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga bentuk-bentuk tentang pendapat, teori, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian”.[26]

Di lihat dari bentuk, dokumentasi itu berupa resmi maupun tidak resmi, baik itu berbentuk laporan, surat resmi, buku harian, semacamnya dan lain-lain. Dokumen berkaitan dengan bentuk dokumen yang merupakan bentuk informasi, dengan kata lain bahwa metode dokumentasi sebagai sumber informasi merupakan cara atau metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari tulisan-tulisan yang ada, berupa program kegiatan dalam rangka memajukan perekonomian masyarakat. Serta data sarana dan prasarana yang mendukung program kegiatan tersebut. Selain itu, mendapat data seperti catatan-catatan penting yang berhubungan dengan pengembangan Pondok Pesantren sebagai wahana peningkatan mutu pendidikan dan perekonomian masyarakat.

F. Tehnik Analisa Data

Analisa data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Menurut Imam Suprayoga dan Tobroni, menjelaskan, analisa data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah penomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah”.[27]

Maka tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Metode Indukatif

Metode indukatif ialah suatu metode pengolahan data atau peristiwa yang bersifat khusus menuju kesimpulan yang sifat umum

Metode indukatif ini penulis pergunakan untuk analisa dengan mengolah data dengan eksistensi pondok pesantren Al-Halimy dalam meningkatkan pendidikan melalui pengembangan perekonomian Masyarakat”.[28]

  1. Metode Deduktif

Metode deduktif justru yang sebaliknya yaitu dimulai dengan mengetengahkan hal-hal yang umum untuk kemudian menarik kesimpulan yang khusus. Jadi deduktif adalah suatu metode analisa data yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya umum lalu menarik kesimpulan, faedah kesimpulan yang khusus”.[29]

Metode ini penulis gunakan menganalisa peranan pondok pesantren Al-Halimy dalam meningkatkan pendidikan masyarakat, termasuk juga menganalisa para pihak pondok pesantren dalam proses kegiatan yang berhubungan dengan perekonomian.

Demikian penulis gunakan kedua metode ini untuk menjaga kemungkinan dalam menganalisa data, sebab tidak menutup kemungkinan data-data yang telah terkumpul memerlukan penjelasan lebih lanjut, dan lebih spesifik.

G. Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data bertujuan untuk membuktikan apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam realita, dan apakah penjelasan yang telah di suguhkan tentang dunia rielitas sesuai dengan sebenarnya.

Untuk memperoleh keabsahan atau kebenaran data ini penulis perlu merujuk atau mengkutif pada rekomendasi yang di ajukan lingkolin dan Guba sebagai berikut”.

1. Memperpanjang penelitian

2. Pengamatan terus menerus

3. Triagulasi

4. Membicarakan dengan teman sejawat

5. Menganalisa dengan negatif

6. Menggunakan bahasa refrensif

7. Menggunakan pengecekan”.[30]


[1] Hadiyanto, Budidaya Pertanian Padi, Departemen Agama RI, Jakarta, 2002, hal. 7.

[2] Ibid., hal. 3.

[3] Geertz, The Religion of Java,The fiee press of Glancoe, New York,1960,Hal. 320

[4] Baharuddin, Nahdatul Wathan Dan Perubahan Sosial, Genta press 2007,Hal. 1-2

[5] Pidarta, Mode, Manajemen Pendidikan Indonesia,PT. Melton putra, Jakarta, 1988, Hal. 47.

[6] Drajat, Zakiah, Ilmu-Ilmu Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1994, Hal.585

[7] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, Jakarta,1999, Hal. 751

[8] Daulay, Pendidikan islam dan Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Prenata Media, Jakarta, 2004, Hal. 25

[9] Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta, 1995, Hal. 4

[10] Yani, mustafa,ekonomi untuk SLTP kelas III, CV. Sindunata, Jakarta, 2005,Hal I

[11] Koejaroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1977, Hal.60.

[12] Linton, Sistem Ekonomi Masyarakat Dan Sosial,Rosda karya, Bandung,1986, Hal. 60

[13] Susilo Sumarjan, Masyarakat dan budaya kita, Gramedia, Jakarta, 1986, Hal. 60

[14] Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remados Karya, Bandung, 2002,Hal.3

[15] Margono Metode Penelitian Pendidikan, Reneka Cipta,Cet.4, 2004,Hal.36

[16] Ibid, Hal.36

[17] Ibid, Hal. 37

[18] Imam Suprayoga dan Tobrani, Metodelogi Penelitian Sosial Agama PT. Remaja Rosda Karya, Bandung 2003 Hal. 162

[19] Margono Of, Cit, Hal 158

[20] Sutomo, 1997, Hal. 10-11

[21] Imam suprayoga. Of, Cit, Hal.167

[22] Margono Of,Cit,Hal. 162

[23] Imam suprayoga dan tabroni Metodelogi Penelitian social Agama Of,Cit, Hal 162 M

[24] Ibid,Hal.167

[25] Suharismi arikunto Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,PT. Bumi Aksara Jakarta 1990 Hal. 234

[26] Margono Of, Cit,Hal 165

[27] Suprayoga dan Tobroni Of, Cit,Hal.191

[28] Sutrisno Metodelogi Riset Fakultas Fisikologi UGM Yogyakarta,1980,Hal. 23

[29] Hadi,1990, Hal 24

[30] Moleong, kualitatif Of,Cit,Hal 154